Suasana Laga Timnas U-23 Indonesia vs India, Nama Hokky Caraka Paling Dikenang Penonton
Kondisi Stadion Madya Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, ketika pertandingan berlangsungTimnas U-23 Indonesiapertandingan melawan India pada malam Jumat, 10 Oktober 2025, tidak terlalu meriah. jumlah penonton yang hadir secara langsung tidak banyak, hanya terdapat di tribun barat dan timur, meskipun demikian terdengar suara sorak-sorai selama pertandingan persahabatan tersebut berlangsung.
Pertandingan tersebut diadakan sebagai uji coba dalam persiapan menghadapi SEA Games 2025, selama pemusatan latihan yang berlangsung di Jakarta sejak 3 Oktober lalu. Nantinya, akan ada dua sesi pemusatan latihan yang akan dilaksanakan. Sesi berikutnya direncanakan pada bulan November, guna mempersiapkan diri lebih matang untuk SEA Games yang akan digelar di Thailand pada 9-20 Desember mendatang.
Pada menit kelima pertandingan, penonton bersorak setelah gawang Timnas U-23 Indonesia kebobolan. Suhail Ahmad Bhat, pemain depan India, berhasil mengambil bola setelah lawan melakukan kesalahan di lini belakang tim Garuda Muda, kemudian bergerak menuju gawang dan melepaskan tendangan yang tidak dapat dihalau oleh kiper Cahya Supriadi.
Saat Indonesia ketinggalan satu gol, para pemain bersorak dengan menyebut nama-nama rekan tim. Hokky Caraka, penyerang yang tampil sebagai starter, menjadi nama yang paling sering diucapkan dalam sorakan penonton di tribun barat.
“Hokky, lari Hokky,” teriak seorang penonton saat Victor Dethan mengirim umpan lambung ke area pertahanan India, di mana Hokky berada. Namun umpan tersebut tidak menghasilkan gol. Umpan dari sisi kanan pemain Indonesia sering kali berhasil diblok oleh lawan.
Saat serangan kembali dipersiapkan. Pemain berlari menuju area pertahanan lawan. Teriakan nama Hokky Caraka, pemain Persita Tangerang, kembali terdengar. “Hokky,what do you mind“Kami melihatnya!” teriak para penonton di tribun barat. Teriakan tersebut berulang ketika Hokky jatuh di sisi kanan pada menit ke-24.
Suara penonton semakin heboh ketika Toni Firmansyah membawa bola berlari ke sisi kanan, tetapi dihadang oleh pemain-pemain India. Melihat tidak ada ruang yang terbuka, ia mengumpan kembali kepada Victor Dethan. Namun pemain India cepat merebut bola dari kaki pemain pelatih Indra Sjafri. Serangan pun gagal.
India memperlebar keunggulannya pada menit ke-26. Suhail Ahmad mencetak gol keduanya, sehingga skor berubah menjadi 2-0.
Saat para pemain Indonesia U-23 mengunci area pertahanan India, di tribun barat yang berjarak sekitar 15 meter dari penonton yang berdiri di kursi, mereka berseru, “Kembali… kembali…,” terkait serangan Toni dan Victor pada menit ke-31 yang gagal melewati pertahanan India.
Sebelum jeda turun minum, tepatnya di menit ke-41, Dony Tri Pamungkas mencetak gol yang mengurangi ketertinggalan. Gol tersebut tercipta dari umpan Toni yang diberikan kepadanya. Skor berubah menjadi 1-2 dan itu merupakan hasil sementara babak pertama.
Keributan tepuk tangan penonton di tribun barat memperkaya suasana awal babak kedua. Mereka memberi tepuk tangan sambil bersorak, “Indonesia”. Suara tepuk tangan semakin hebat ketika kiper Muh. Ardiansyah berhasil menangkal tendangan keras pemain India pada menit ke-56.
Pada babak kedua, tidak ada gol tambahan yang tercipta. Meskipun demikian, tim Indra Sjafri tampil lebih baik. Kadek Arel dan rekan-rekannya bermain lebih terorganisir. Kehadiran pemain baru juga berhasil meningkatkan intensitas serangan, salah satunya karena kontribusi penting Arkhan Fikri yang masuk menggantikan Toni Firmansyah. Skor 2-1 tetap bertahan hingga pertandingan selesai.
Setelah pertandingan ini, kedua tim akan kembali bertemu di stadion yang sama pada Senin, 13 Oktober 2025. Dua pertandingan melawan India ini merupakan uji coba yang dilakukan oleh skuad Garuda Muda dalam mempersiapkan diri menghadapi SEA Games 2025.
Pelatih Indra Sjafri memiliki kesempatan untuk menciptakan sejarah baru di SEA Games 2025 setelah berhasil memimpin tim sepak bola Indonesia meraih gelar juara dalam edisi SEA Games 2023, sekaligus mengakhiri tungguan selama 32 tahun untuk kembali menjadi pemenang di ajang multi-event tersebut setelah tahun 1991.
